Yang namanya di katain, kalian pasti pernah. Dikatain pecundanglah, homo, jelek, nggak gua, atau apapun yang ngebuat kuping kamu panas dan hati kamu kebakaran. Mungkin klasik namun tidak salah, kalau diam itu emas (diam sambil ngumpetin samurai). Nggak, ini beneran. Saya juga punya cerita yang sama, berhadapan dengan orang nyolot. Kelihatannya saja baik, kalau kita berbuat baik dengannya. Nggak tahu salah apa, saya jadi korban dengan perkataannya yang bikin naik darah.
Usia tidak menunjukkan kedewasaan, Intelektualitas tidak menunjukkan kematangan emosional
Marah tentu manusiawi. Siapa saja bisa marah walau masalahnya hanya kecil. Hal yang kecil itu belum tentu kecil untuk lain orang. Sedemikian orang mengetahui secara pasti penamplan sesorang yang dewasa itu, bagaimana cara berpakaiannya, bagaimana menghadapi tantangan, bagaimana membina bawahan, dan bagaimana pandangannya terhadap hidup ini.
Kedewasaan tidak selalu berkaitan dengan intelegensi. Banyak orang yang sangat brilian namun masih seperti kanak-kanak dalam hal penguasaan perasaannya, dalam keinginannya untuk memperoleh perhatian dan cinta dari setiap orang, dalam bagaimana caranya memperlakukan dirinya sendiri dan orang lain, dan dalam reaksinya terhadap emosi. Namun, ketinggian intelektual seseorang bukan halangan untuk mengembangkan kematangan emosi. Malah bukti-bukti menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Orang yang lebih cerdas cenderung mempunyai perkembangan emosi yang lebih baik dan superior, serta mempunya kemampuan menyesuaikan diri atau kematangan emosional yang lebih baik.
Kematangan emosi ditandai dengan bagaimana konflik dipecahkan, bagaimana kesulitan ditangani. Orang yang sudah dewasa memandanng kesulitan-kesulitannya bukan sebagai malapetaka, tetapi sebagai tantangan-tantangan.
Sekilas tentng kedewasaan dan kematangan emosi.
Dan kiatnya adalah.. jeng-jeng:
1. Nyolot jangan dibalas nyolot. Kalo ada yang ngatain kamu dengan kasar, kamu diem aja atau kalo bisa kasih komentar 'tinggi'. Atau kasih candaan, "Eh, Ada belek dimata kamu."
2. Kalo emang dasarnya kita sabar, kita pasti bakalan cuek bebek apa yang dikatakan orang lain yang kita nggak suka. Kan yang menilai obyektifnya cuma Tuhan.
3. Emang bener kalau cara terampuh adalah diam, tapi kalau udah kebangetan kamu bisa marah. Wajar dong kalo kamu marah karena ada yang ngebuka aib kamu. Tapi yang lebih baik lagi kamu akan berdoa. "Ya, tuhan.. sesungguhnya dia adalah ababil tersesat.. cerahkan dia.. bukalah pintu hatinya... biar Kau yang membalas segala perbuatannya padaku." Sambil nangis sesegukkan.
4. Kasih solawatan biar dia kepanasan. (Emang dikira setan).
5. Dia ngatain kamu sampe muntah, tentang kejelekkan kamu, dan mengucilkan kamu dihadapan orang lain. Hanyalah orang yang bodoh kalau menganggap semua yang dikatakannya benar. Sebab, orang yang berpikir panjang adalah orang yang tahu kalau orang itu kecil akan kebaikkannya, karena dia sudah mencemarkan nama baik kamu, mana ada orang baik yang ngatain orang lain akan kejelekkannya.
Mungkin sedikit Tips dari saya, semoga bermanfaat.